diinfoin — Bulan Syawal adalah awal dari segalanya, oleh karena itu di bulan yang baik ini kita saling meminta maaf dan memaafkan satu sama lain. Tradisi mudik dan kunjungan ke keluarga dan teman menjadi rutinitas setiap Hari Raya.
Bahkan di dunia politik, suasana Idul Fitri menjadi momentum untuk menurunkan ketegangan atau masalah bangsa. Simbol-simbol persaudaraan yang dikemas dalam agenda konsolidasi politik menjadi tambahan dalam tradisi Hari Raya.
Semua rangkaian acara ini harus dibaca dan diinterpretasikan dalam konteks nasional dan negara. Namun, perlu diingat bahwa ini merupakan tahun politik menuju Pemilu 2024.
Ada beberapa tokoh yang tidak mendapat sorotan media, seperti Menteri Negara BUMN Erick Thohir yang juga digadang-gadang dalam Pilpres 2024.
Sebuah foto yang dikirimkan oleh seorang teman yang bertemu dengan Menteri Erick Thohir saat ziarah ke Makam Muhammad Rasulullah SAW di Raudhah Masjid Nabawi, memancarkan pancaran keta’dziman dan memohon ampun serta bimbingan semata-mata dari Allah dan Rasulullah.
Tindakan Menteri Erick Thohir mengingatkan kita pada konsep perjuangan “Yang Ilahiah” dalam terminologi Islam. Dalam Islam, berpolitik adalah sebagian dari ibadah.
Namun, sebelum masuk pada wilayah “Siyasah” (otoritatif/pengelolaan kekuasaan), setiap orang harus berpedoman pada prinsip “Hikmah”.
Sikap Uzlah (merenung/sendiri) yang dilakukan oleh Menteri Erick Thohir, adalah upaya untuk mencari petunjuk dari Allah SWT. Menteri Erick Thohir berusaha menjaga jarak dari situasi politik yang cukup meriah.
Hal ini terus mendidik ruang internal seseorang, seperti Erick Thohir, untuk menuju perjuangan yang “ber-Hikmah”.
“Hikmah” dalam Islam, dapat diartikan sebagai kebijaksanaan atau “wisdom” (dalam filsafat Barat). Namun, ada sedikit perbedaan dalam konsep hikmah, yakni dengan menggunakan hati nurani, kesendirian, dan kesungguhan.
Jalan “Hikmah” berbeda, dimana prinsip keikhlasan yang diutamakan. Menteri Erick Thohir berkeyakinan pada jalan yang benar dengan memperjuangkan Siyasah yang sejalan atas izin Allah SWT. (Sumber: Republika)
Diskusikan tentang artikel ini