diinfoin — Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan kalender Jawa yang bersamaan dengan bulan Muharram dalam kalender Islam. Oleh karena itu, tahun baru Islam pada tanggal 1 Muharram juga dikenal sebagai 1 Suro dalam kalender Jawa.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, tanggal ini dianggap sebagai waktu yang sakral dan seringkali dihubungkan dengan mitos-mitos malam 1 Suro.
Pada tahun ini, 1 Suro jatuh pada Rabu (19/7). Oleh karena itu, malam 1 Suro 2023 jatuh pada Selasa (18/7) malam. Mitos-mitos yang berkaitan dengan malam 1 Suro sangat populer di kalangan masyarakat.
Ada berbagai pantangan terkait dengan kegiatan penting yang sebaiknya dihindari pada bulan Suro, terutama pada tanggal tersebut.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa peringatan 1 Suro dimulai sejak masa Kerajaan Mataram Islam sekitar tahun 1633 Masehi. Pada saat itu, Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma (1613-1645) membuat kalender Jawa yang baru.
Tujuan penetapan 1 Suro oleh Sultan adalah untuk menyatukan masyarakat Jawa yang terbagi antara kepercayaan Kejawen dan Putihan (kepercayaan Islam). Caranya adalah dengan mengubah Kalender Saka yang didasarkan pada penanggalan Jawa dan Hindu menjadi penanggalan Hijriyah dalam Islam.
Karena dianggap sebagai bulan yang sakral, masyarakat Jawa sering melaksanakan berbagai upacara dan ritual pada waktu ini. Misalnya, mengelilingi keraton dengan diam, memandikan benda pusaka, mandi kembang, dan mengarak kerbau bule.
Ritual-ritual tersebut dipercaya membawa berkah. Namun, di sisi lain, terdapat juga berbagai mitos malam 1 Suro yang dipercaya dapat membawa sial bagi mereka yang melanggar beberapa pantangan.
Mitos Malam 1 Suro Meskipun tidak ada landasan dalam agama Islam mengenai malam 1 Suro, tetapi masih ada sebagian masyarakat yang memercayai mitos terkait dengan malam tersebut.
Beberapa pantangan yang kerap dikaitkan dengan mitos malam 1 Suro, sebagai berikut.
1. Larangan keluar di malam hari Pada 1 Suro, masyarakat percaya bahwa lebih baik berdiam diri di rumah terutama pada malam hari. Masyarakat sebaiknya tidak ke mana-mana karena jika melanggar, dipercaya akan mendatangkan kesialan atau hal negatif.
2. Tidak boleh mengadakan pesta atau hajatan Banyak orang percaya menggelar acara hajatan seperti pernikahan, sunatan, dan lainnya di bulan Suro adalah hal yang pamali dan hanya akan membawa bencana.
Namun sebenarnya dalam Islam sendiri tak ada aturan mengenai waktu yang tepat untuk menikah. Tak ada pula larangan untuk menikah di bulan-bulan tertentu, termasuk bulan Muharram.
Hanya saja, menikah di bulan ini amat jarang dilakukan karena pernikahan dianggap bentuk tindakan untuk individu. Sementara pada bulan Suro, kebaikan untuk sosial dianggap lebih mulia.
3. Tidak boleh berbicara atau berisik Salah satu ritual yang dilakukan di malam satu Suro adalah tapa bisu atau tidak berbicara di daerah atau tempat-tempat tertentu. Ritual biasanya dilakukan sembari mengelilingi benteng keraton Yogyakarta.
4. Dilarang berkata kasar atau buruk Ketika malam satu Suro datang, ada larangan untuk berbicara hal-hal yang buruk maupun berkata kasar. Apabila tidak menjaga lisan dan berkata-kata buruk dipercaya akan menjadi kenyataan.
Ini juga dikait-kaitkan dengan sebagian orang Jawa yang percaya keberadaan makhluk gaib di bulan Suro. Mereka akan keluar dan mencari manusia yang bertindak lalai dalam ingat dan waspada (eling lan waspada).
5. Dilarang pindahan atau membangun rumah Pindahan ataupun membangun rumah tidak disarankan untuk dilakukan pada malam satu Suro. Sebab, orang Jawa percaya hal tersebut dapat mendatangkan kesialan.
Demikian mitos malam 1 Suro. Mitos terkait malam 1 Suro merupakan bagian dari budaya masyarakat setempat, karenanya setiap orang boleh percaya atau tidak dengan tradisi tersebut.
Diskusikan tentang artikel ini